Palangkaraya dan Ibukota Pemerintahan
Palangkaraya baru dibentuk setelah Indonesia merdeka. Pada tahun 1959, kota Palangkaraya masih berbentuk hutan dengan banyak pepohonan besar. Pada tahun tersebut juga, tempat dan kedudukan Pemerintahan Kalimantan Tengah dari Banjarmasin ke Palangkaraya.
Pada juli 2005 kota Palangkaraya mulai mengalami perkembangan hingga saat ini. Bertambahnya jumlah ruang publik juga semakin meramaikan kota dengan luas sekitar 2678,51 km². Pembangunan sangat terasa dengan dibangunnya plasa perbelanjaan yang terletak di sekitar bundaran besar, yang kemudian disusul oleh pembangunan ruko-ruko di sepanjang ruas jalan Tjilik Riwut, yang berlokasi di pusat kota.
Palangkaraya merupakan kota trimuka yang teridiri dari hutan, perkotaan, dan pedesaan. Sebagai ibukota profinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya masih sering sekali mengalami hambatan dalam pengembangannya, terlebih dalam masalah prasarana, luas wilayah nya, jenis lahan, dominasi tata guna lahan, dan persebaran penduduk yang tidak merata. Di Kota tersebut, masih banyak sungai yang memisahkan wilayah satu dengan yang lain, sehingga dibutuhkan pembangunan jembatan dengan struktur pondasi yang kuat, karena arus air sungainya deras. Kebakaran hutan yang sering terjadi di Kalimantan juga disebabkan jenis tanahnya yang merupakan jenis tanah gambut yang mudah terbakar. Selain itu, sistem drainase di kota Palangkaraya belum memiliki master plan drainase, sehingga saat hujan banyak turun, sering terjadi banjir.
Saat ini juga telah direncanakan bahwa pusat pemerintahan akan dipindahkan ke Palangkaraya dengan alas an bahwa Jakarta sudah terlalu ramai, dan kemungkinan akan macet total, sehingga diperlukan adanya perpindahan pusat pemerintahan. Sebenarnya hal ini juga telah direncanakan sejak dulu oleh Presiden Soekarno. Ia mengatakan bahwa kota Palangkaraya memiliki kemiripan dengan Piazza del Popolo di Roma, mal di Washington DC, dan master plan kota Berlin. Ditinjau dari letak geografisnya, kota Palangkaraya cukup unik karena terletak di tengah-tengah Indonesia.
Kota Palangkaraya masih memiliki kesempatan yang banyak untuk lebih dikembangkan lagi, karena letaknya yang jauh dari daerah patahan sehingga aman dari bencana gempa, tidak ada gunung berapi, bebas dari pengaruh kolonial, wilayahnya luas, jumlah penduduk belum terlalu banyak, sehingga akan mudah dalam penataan kota. Kota Palangkaraya sangat memungkinkan menjadi pusat pemerintahan karena akan bebas dari resiko yang cukup besar. Namun, masalahnya, pemindahan tersebut akan membutukan biaya yang sangat besar. Perbaikan sarana dan prasarana transportasi, penambahan fasilitas umum, pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusianya sangat dibutuhkan. Palangkaraya juga memiliki beberapa potensi wisata, sehingga pariwisatanya dapat dikembangkan seperti Danau Tahai, Arboretum Nyaru Menteng ( sebagai hutan konservasi), taman wisata Kumkum, taman sabaru, dll. Masih banyak potensi di daerah Kalimantan yang dapat digali. Jadi kenapa tidak pusat pemerintahan dialihkan ke Palangkaraya? Masyarakat kota Palangkaraya sangat senang dan mendukung hal ini.
Sumber : http://www.wattpad.com/78998-lahirnya-kota-palangkaraya
0 komentar:
Posting Komentar